(Sumber : Anonim)
Anak lelaki itu mendekati kakak perempuannya yang berumur sedikit
lebih tua, ia mempunyai pertanyaan tentang Tuhan.
"Kak, apakah kita bisa melihat Tuhan?" tanyanya.
Sibuk dengan urusannya, Kakaknya menjawab singkat "Tentu tidak,
jangan konyol, Tuhan berada di surga jauh di atas sana, sehingga tak
seorangpun dapat melihat-Nya"
Waktu berlalu, tapi pertanyaan itu masih ada di benaknya, maka ia
mendatangi ibunya : "ibu, dapatkah kita melihat Tuhan?". "Ooh,
tidak, tidak bisa" jawab ibunya lembut. "Tuhan adalah gaib dan Ia bersemayam di
hati kita semua, tentu saja kita tak bisa melihat-Nya". Walau masih belum jelas,
jawaban sang ibu cukup memuaskan dirinya sehingga ia tak
bertanya-tanya lebih lanjut.
Beberapa waktu kemudian, kakeknya mengajaknya pergi memancing.
Mereka menikmati acara tersebut bersama dan ketika hari mulai senja,
matahari mulai terbenam dan menampilkan keindahan panorama yang
membuat sang kakek tak bisa berkata-kata memandang keindahan sempurna yang
tersingkap di depan mereka.
Melihat raut wajah kakeknya yang memantulkan kedamaian dan
kebahagiaan, anak kecil itu berpikir sebentar dan akhirnya berkata
dengan ragu-ragu : "Kakek, saya--saya--sebetulnya enggan bertanya ,
tetapi mungkin kakek bisa memberikan jawaban terhadap sesuatu yang saya pikirkan
selama ini. Dapatkah kita--dapatkah kita-- melihat Tuhan?"
Orang tua itu bahkan tidak berpaling kepadanya. Ia tetap diam
memandang ke depan. Cukup lama waktu berlalu sampai akhirnya ia
menjawab"Anakku", ia menghela napas dan berkata pelan "Aku bahkan
tidak melihat apapun selain Dia. Kemana pun aku berpaling hanya Dia yang kulihat"