Rabu, 05/11/2008 15:01 WIB
New Honda Tiger Revolution CruiserSay No to 250 ccSyubhan Akib - detikOto
Isu yang berkembang mengenai kelahiran Honda Tiger versi 250 cc yang telah beredar deras di berbagai forum dan milis, akhirnya 'patah' juga dengan diluncurkannya New Honda Tiger Revolution Cruiser
Jakarta - Isu yang berkembang mengenai kelahiran Honda Tiger versi 250 cc yang telah beredar deras di berbagai forum dan milis, akhirnya 'patah' juga dengan diluncurkannya New Honda Tiger Revolution Cruiser di Hard Rock Cafe, Jakarta (5/11/2008).
Ada beberapa hal yang jadi bahan pertimbangan mengapa pihak Honda masih 'bersikeras' mempertahankan mesin lama 200 cc untuk berada dalam tubuh motor sport kebanggaannya tersebut.
Seperti kemampuan daya beli masyarakat serta medan dan kondisi jalan yang ada di Indonesia. Karena hal-hal itulah Honda tetap mempertahankan mesin 200 cc pada Tiger.
Hal tersebut bukanlah tanpa alasan, sebab, Honda Tiger adalah sebuah motor yang bisa dianggap sebagai 'legenda' dari pabrikan asal Jepang ini.
Varian ini telah membuktikan eksistensinya sejak pertama kali
diproduksi pada 15 tahun yang lalu dan bahkan telah memiliki 'populasi'
sebanyak 320.000 unit.
Para penggemar tentu kecewa dengan keputusan Honda yang tidak mengganti mesinnya dengan cc yang lebih besar. Apalagi saat ini terdapat lebih dari 23.000 pengguna Tiger yang telah bergabung di lebih dari 150 komunitas motor Tiger yang tentunya menunggu 'revolusi' Honda dengan melahirkan Tiger versi 250 cc.
Namun, hal tersebut tidak disepakati oleh Miki Yamamoto, selaku President
Director dari PT Astra Honda Motor (AHM). "Ada banyak hal yang harus
dipertimbangkan dengan matang bila kita (Honda) 'harus' merombak suatu
produk secara total, jadi tidak semudah membalikan telapak tangan,"
kata Miki.
Lagi pula menurut Miki, bila terjadi suatu perubahan yang fundamental pada suatu produk, maka akan menimbulkan suatu rasa 'keterasingan' pada diri konsumen yang sebelumnya merasa telah lama mengenal produk tersebut.
Karena pandangan itulah sampai saat ini Honda belum berani untuk terlalu 'revolusioner' terhadap disain dan spesifikasi setiap produknya.
"Ada satu paham atau teori yang kami pegang teguh sampai sekarang, yakni, 'bila kita melakukan suatu perubahan yang besar-besaran pada suatu produk yang sudah melegenda, maka, nanti pasti akan terjadi kekecewaan di konsumen'. Dan tentunya, kami menghindari hal tersebut," kata Miki.
( syu / syu )
SUMBER : http://oto.detik.com/read/2008/11/05/150112/1031731/648/say-no-to-250-cc