mangsule Admin
Jumlah posting : 559 Age : 53 Lokasi/Alamat : Parung panjang bogor Motivasi Bergabung / No Telp/Hp : Parung panjang bogor Pekerjaan/Hobi : Parung panjang bogor Registration date : 24.07.06
| Subyek: MARAKNYA MOTOR ”BODONG” DI BANTEN SELATAN Mon 23 Apr - 15:57 | |
| MARAKNYA MOTOR ”BODONG” DI BANTEN SELATANSelasa lalu, sekitar 700 warga kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, Banten, mengamuk dan merusak markas Kepolisian Sektor Bojongmanik. Mereka marah karena kadang diminta uang tebusan sepeda motor sehingga ratusan ribu rupiah yang disita oknum polisi. Perusakan markas Polisi oleh warga bukanlah yang pertama di Banten. Sebelumnya, pada mei 2006, Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, juga dirusak warga. Pemicunya hampir sama, yakni warga marah karena terus-terusan terjaring razia kendaraan bermotor dan diminta uang tebusan oleh oknum polisi tertentu. Warga marah karena tidak sekali atau dua kali sepeda motor mereka disita dan dimintai uang tebusan. Maklum saja, didaerah selatan Banten memang banyak warga yang memiliki sepeda motor tanpa surat-surat resmi, atau sering disebut motor ”bodong”. Motor Bodong itu diantara nya banyak diketemukan didaerah Picung, Munjul, Angsana, Saketi, Malimping, Cijaku, di Lebak. Para pemilik motor bodong kaget karena akhir-akhir ini polisi semakin gencar melakukan razia dengan alasan untuk cegah pencurian kendaaan bermotor. Padahal, beberapa tahun silam, mereka dengan bebas menggunakan motor bodong. ”saya yakin, jumlah motor bodong disini tidak bertambah. Jadi yang kena razia dan disita, motor itu-itu juga. Hanya pindah tangan, beda pemilik saja, tutur Saprah, warga Cirinten, Cirinten.
Dilindungi Warga didaerah-daerah terpencil memang lebih suka membeli motor bodong. Selain harganya murah dan terjangkau, warga juga tidak akan terbebani pembayaran pajak setiap tahun. Di Pandeglang, rata-rata satu sepeda motor bodong yang baru dicuri pelakunya hanya dihargai Rp. 1 s/d 2 Juta. Sementara harga motor bodong yang telah disimpan laku dijual dengan harga lebih tinggi, mulai dari Rp. 2 juta hingga Rp. 3 juta per unit. Harga tersebut juga berlaku di Lebak. Hanya dengan uang Rp.1 Juta - Rp. 3,5 Juta, warga sudah bisa bergaya, mengendarai sepeda motor keluaran terbaru. ”biasanya ditanya dulu, sudah dingin atau masih panas. Kalo sudah dingin, sudah lebih dari satu bulan dicuri. Harganya bisa sampai Rp. 3 juta, tapi kalau masih panas, baru saja dicuri, paling mahal Rp. 2 juta”, tutur Ginanjar, warga Picung, Pandeglang. Agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari, warga bisa mendaftarkan sepeda motor bodong-nya kepada polisi, seperti yang terjadi di Bojongmanik, Cukup dengan memberikan uang Rp. 50.000, sepeda motor tanpa surat itu sudah terdaftar. Setelah membayar Rp. 50.000 warga akan mendapatkan kartu orange bertuliskan KTA ojeng Kamtibmas, yang sering disebut kartu MPTL (masyarakat patuh tertib lalu lintas). Warga akan merasa nyaman setelah mendapat MPTL, yang mereka anggap sebagai pengganti STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan). Padahal dalam kartu itu juga bertuliskan bahwa KTA ojeg Kamtibmas itu bukanlah pengganti STNK ataupun SIM (surat ijin mengemudi). ”memang perjanjiannya kalau sudah dapat MPTL tidak bisa ditilang. Ya Cuma didaerah-daerah sekitar sini sajah, tidak bisa sampai ke kota,” kata Iyas, warga Cirinten lainnya. Kenyamanan mengendarai motor bodong juga dirasakan warga di Pandeglang. Beberapa warga Picung menuturkan, dahulu motor bodong tanpa surat karena polisi jarang melakukan razia. Akan tetapi, dua tahun ini warga pemilik motor bodong justru kerap menjadi bulan-bulanan oknum polisi tertentu. Setelah terjaring razia, biasanya warga diminta uang tebusan. Setelah membayar uang tebusan, motor yang sama bisa kembali terjaring razia , dan di lepaskan lagi setelah pemilik membayar tebusan, demikian seterusnya. Besaran uang tebusan yang diminta oknum polisi pun beragam, dari Rp. 10.000 hingga ratusan ribu rupiah. ”saya kemarin kena Rp. 150.000. ada juga pemilik motor bodong yang diminta Rp. 600.000”, kata Iyas.
Dipasok dari luar Sebagian besar motor bodong dipasok dari daerah luar, Pandeglang dan Lebak. Dari pelat nomor kendaraan diketaui, motor bodong itu bersal dari daerah Jakarta, Tangerang, Lampung, Bogor, Serang, Cilegon dan sekitarnya. Ginanjar menuturkan, biasanya warga didaerah itu mendapatkan pasokan motor curian dari Jakarta. Dijualnya kepada orang per orang, tidak ada penadah”, katanya. Firdaus, pelaku pencurian kendaraan bermotor asal Pandeglang yang ditangkap Kepolisian Resor Serang pekan lalu, mengaku, biasanya ia mencuri dibeberapa daerah di kota Serang. Remaja berusia 17 tahun ini telah 26 kali mencuri motor didaerah Lopang, Ciceri, Pakupatan, Pasar Lama, dan daerah lain dikota itu. Sepeda motor hasil curian itu kemudian dijual kepada seorang penadah di Pandeglang. Maraknya motor bdong didaerah selatan Banten bukanlah rahasia umum lagi. Daerah daerah terpencil yang minim alat transportasi umum itu memang sudah menjadi tempat pelarian motor hasil curian. Saat ini yang dibutuhkan adalah ketegasan aparat kepolisian untuk mengurangi peredaran sepeda motor tanpa surat tersebut.KOMPAS, MINGGU 22 APRIL 2007 METROPOLITAN (CERITA KRIMINAL) OLEH ANITA YOSSHIHARA | |
|
zbie Admin
Jumlah posting : 231 Age : 50 Lokasi/Alamat : Islamic-Pasar Kemis Motivasi Bergabung / No Telp/Hp : Accounting Pekerjaan/Hobi : Mongtor & Wit-witan Registration date : 27.07.06
| Subyek: Re: MARAKNYA MOTOR ”BODONG” DI BANTEN SELATAN Tue 24 Apr - 14:32 | |
| BATRiders bodong juga ga yah????? maklum tidak teregistrasi di imih....... | |
|